JAKARTA, IndiaNewsDesk.id – Presiden Prabowo Subianto dalam waktu dekat akan mengunjungi India. Hubungan bilateral India-Indonesia diketahui telah terjalin selama berabad-abad, sebagaimana yang diungkap oleh Diplomatic Affairs Editor The Economic Times, India, Dipanjan Roy Chaudhury. Dipanjan Roy mengatakan kedua negara itu terbuka dalam memberikan peluang kerja sama di sejumlah sektor, di antaranya sektor pertahanan.
“Saya pikir sektor pertahanan merupakan yang paling menjanjikan. Presiden saat ini yang merupakan mantan Menteri Pertahanan dan jenderal, Prabowo Subianto, ingin memodernisasi militer Indonesia,” kata Dipanjan Roy saat ditemui di Jakarta pada Kamis (16/1).
Dipanjan Roy menambahkan India dapat membantu Indonesia dengan berkolaborasi berdasarkan perbedaan yang dimiliki kedua negara tersebut. Deep mengungkap Prabowo tampaknya tertarik dalam membeli rudal supersonik canggih, berkeinginan untuk menerima bantuan perawatan dan memperbaiki alat-alat pertahanan lainnya. “Kunjungannya minggu depan akan memberikan dorongan besar bagi kemitraan strategi bilateral,” tuturnya.
Dipanjan Roy mengungkap keamanan maritim adalah area dimana tidak ada potensi yang belum dimanfaatkan. Sehingga, hal itu dapat dimanfaatkan dengan sebagai jembatan antara India dan Indonesia sebagai tetangga maritim di Kepulauan Andaman yang berjarak 90 mil dari Aceh. Baginya, kepulauan itu merupakan garis negara tetangga yang tidak cukup diapresiasi dalam narasi yang luas. Sektor pertahanan lainnya seperti deradikalisasi juga dibahas. Dipanjan Roy menekankan antara kedua negara itu, terdapat masalah serius dan penting untuk masyarakat agar dapat menjaga identitas negaranya masing-masing.
Lebih lanjut, di sektor pariwisata, Dipanjan Roy menyoroti tidak adanya penerbangan langsung dari ibu kota India, New Delhi, ke ibu kota Indonesia, Jakarta. Sehingga, belum banyak wisatawan Indonesia yang berkunjung ke India. Dipanjan Roy melanjutkan Indonesia memiliki keindahan alam yang ditawarkan selain Bali, namun belum dikenal dengan baik. Untuk itu, masih ada hal yang perlu ditingkatkan dengan memanfaatkan sekolah pariwisata.
“Saya rasa ada banyak sekolah pariwisata di antara kedua negara itu. Kisah perkembangan India dan Indonesia bersifat paralel dalam proyeksi pariwisata Indonesia dalam jangka panjang. Kedua negara ini akan berkembang dengan tingkat yang sama secara bersamaan selama beberapa dekade ke depan dan hal ini secara otomatis menciptakan sinergi antara kekuatan dan meningkatnya kekuatan dan untuk generasi yang akan datang,” paparnya.
Peluang kerja sama di sektor pertambangan juga terbuka lebar dalam hubungan bilateral ini. Para pengusaha India tertarik akan kerja sama di bidang ini dan akan menjelajahi pasar dan kesempatan yang tersedia. “Ada kesempatan besar dalam sektor pertambangan Indonesia. Indonesia adalah pasar yang besar untuk para pelanggan India,” tuturnya.
Sektor industri otomotif juga menjadi pertimbangan India dalam berinvestasi di Indonesia. Dipanjan Roy menyoroti sektor otomotif ini dapat ditingkatkan melalui pemberdayaan pendidikan. India dapat membantu untuk terhubung secara global dengan Indonesia berkat kemampuan bahasa dan pertukaran pelajar.
Sehubungan dengan bergabungnya Indonesia ke BRICS, Dipanjan Roy menyampaikan kerja sama bilateral itu platform penting yang menyediakan alternatif untuk terus memberikan bantuan antar negara. Hubungan India-Indonesia melalui BRICS ini dapat dijalankan dengan otonomi strategis agar perdagangan dalam mata uang nasional lebih mudah untuk diterapkan dan dapat menyeimbangkan pembangunan geopolitik antar negara.